About

Beberapa hari lalu, Sutanto Mendut menulis pada status FB-nya: Nek jujur, cawalikodya Mgl konco kabeh, gek jaman SMP/SMA rata2 bijine 6 (enem), pas-pasan. Nek ngono golput wae, po meneh wargane adem2, sing semangat mung tim sukses mie instant crut... (Kalau mau jujur, cawalikodya Mgl teman semua. Ketika jaman SMP/SMA rata-rata nilainya 6 (enam), pas-pasan. Kalau begitu (kita) golput saja. Apalagi warga Mgl adem ayem, yang semangat hanya tim sukses (berkelas) mie instan…crut).
Ungkapan bernada pesimis itu kiranya menarik untuk dikaji, karena lahir dari Sutanto Mendut, seniman/budayawan asli Magelang, yang relative sepanjang 30 tahun terakhir berkiprah dalam kegiatan social-engineering (rekayasa social), khususnya melalui media senibudaya di Magelang dan sekitarnya. Tentu, Sutanto yang diakui memiliki visi membumi (local) sekaligus nasional/internasional sesuai kiprah kebudayaannya, tidak secara gegabah mengungkapkannya, kendati juga tidak cukup valid untuk dibenarkan begitu saja.
Bagaimana pun juga, pesimisme Sutanto itu bisa digunakan sebagai entry-point untuk membuka dan menilai kualitas dan kapabilitas masing-masing cawalkot. Lewat tulisan ini, penulis ingin mengajak pembaca mencermati beberapa parameter untuk menilai kualitas mereka, seperti latar pendidikan, kompetensi, kinerja, seta VisiMisi dan program yang mereka tawarkan.
Silakan simak analisa kritis tentang calon2 pemimpin Magelang di http://www.borobudurlinks.com/

Salam budaya,
Mualim M Sukethi.